NEGARA PELOPOR KOLONIALISME DAN IMPERALISME
NEGARA PELOPOR KOLONIALISME DAN IMPERALISME
Oleh Yana Riski S (X MIPA 8/32)
Kolonialisme dan imperialisme ditumbuhkembangkan bangsa-bangsa Eropa di seluruh dunia, termasuk di Nusantara.
Sejak terjadinya Perang Salib dan jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani (Turki Ottoman) pada tahun 1453 yang mengakibatkan ditutupnya jalur perdagangan Asia - Eropa lewat laut tengah, bangsa Eropa setelah mencapai kemajuan dibidang teknologi terutama teknologi pelayaran, mulai mencari dan membuka jalur perdagangan baru.
Negara-negara Eropa yang memiliki andil dalam membentuk dan mengembangkan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia adalah Portugis, Spanyol, Belanda, Prancis dan Inggris.
Bangsa Eropa yang pertama masuk dan menjajah Indonesia yaitu bangsa Portugis. Raja Portugis mengutus Diego Lopes de Sequiera untuk ekspedisi ke Malaka. Pada tahun 1509, Sequiera tiba di Malaka. Pada mulanya disambut dengan senang hati oleh Sultan Mahmud Syah, tetapi kemudian Sultan Mahmud Syah berbalik melawan Sequiera.
Pada tahun 1511, Alfonso d’Albuquerque (seorang tokoh penjelajah samudera Portugis), melakukan pelayaran dari Goa (India) menuju Malaka. Sesampainya di Malaka terjadilah peperangan dengan Sultan Mahmud, hingga pada akhirnya Malaka dapat ditaklukkan dan dikuasai oleh Portugis.
Keberhasilan Alfonso d'Albuquerque menaklukkan Malaka ini membuat Kerajaan Portugis mengendalikan jalur perdagangan rempah-rempah.
Setelah menetap di Malaka, Albuquerque memerintahkan untuk segera mencari kepulauan rempah-rempah. Misi pencarian rempah-rempah tersebut dipimpin Francisco Serrao. Sementara itu, Albuquerque kembali ke India dengan sebuah kapal yang besar. Akan tetapi di laut lepas Pantai Sumatra kapal tersebut karam beserta barang rampasan dari Malaka.
Pada tahun 1512, Francisco Serrao berhasil mencapai Pulau Hitu (sebelah Utara Ambon), dalam usahanya untuk mencari kepulauan rempah-rempah.
Pada tahun 1522, Portugis sampai di Ternate dan disambut baik oleh raja dan masyarakat. mereka mengadakan persekutuan dengan Ternate dan membangun benteng Santo Paulo (Saint John) di sana.
Hubungan mereka mulai tegang ketika pembangunan benteng tersebut diikuti dengan pemaksaan monopoli perdagangan rempah-rempah. Inilah era dimulainya kolonialisme/imperialisme Portugis di tanah Maluku.
Hubungan menjadi semakin tegang ketika misionaris Portugis melakukan kristenisasi terhadap penduduk Ternate yang beragama Islam dan juga prilaku orang-orang Portugis yang tidak sopan.
Perlawanan rakyat Ternate dipimpin oleh Sultan Hairunmengepung benteng Portugis yakni Benteng Santo Paulo, tapi sayang Sultan Hairun gagal karena kena tipu muslihat Portugis dan meninggal pada tahun 1570.
Akhirnya di bawah pimpinan Sultan Baabullah pada tahun 1575 orang-orang Portugis diusir dari Ternate setelah terjadi pengepungan yang berlangsung selama lima tahun.
Komentar
Posting Komentar